Tidak Pusing Cek Stok Barang Dengan Metode Perpetual FIFO
Halo sahabat HiToko, tahukah Anda bahwa ada perbedaan acuan melakukan pencatatan transaksi? Ada pencatatan sesuai stok barang yang keluar dan masuk/perpetual tapi juga ada yang mengacu pada jangka waktu/periodik. Untuk kali ini Anda akan mempelajari metode perpetual FIFO terlebih dahulu.
Pengertian Metode Perpetual FIFO
Makna dari metode FIFO sebenarnya sudah cukup jelas dari kepanjangannya yaitu First In First Out. Jadi stok barang diatur sedemikian rupa agar yang pertama kali masuk ke dalam gudang harus mendapatkan prioritas utama untuk dijual.
Perusahaan akan mengecek lewat laporan stok barang gudang, barang-barang mana saja yang tanggalnya paling awal masuk. Barang itulah yang nanti akan perusahaan berikan apabila ada konsumen yang datang untuk membeli.
Pemrioritasan barang sebagaimana aturan jurnal metode perpetual FIFO ini bertujuan mencegah penurunan atau bahkan kerusakan barang dalam gudang. Jadi nantinya perusahaan dapat secara konsisten mengirimkan barang jualannya dengan kualitas yang layak kepada konsumen.
Oleh karena itulah biasanya perusahaan yang menggunakan metode pencatatan transaksi ini adalah yang memperdagangkan komoditas dengan masa kedaluwarsa. Contohnya seperti perusahaan yang bergerak di bidang food and beverage serta obat-obatan.
Namun ada juga perusahaan lain yang menggunakan teknik pencatatan FIFO pada saat-saat tertentu. Misalnya pada komoditas baju yang modelnya bisa sewaktu-waktu berubah. Jika terjadi perubahan tren] maka pihak manajemen stok toko itu akan bergegas menawarkan baju-baju yang sudah out of date.
Manfaat Metode Perpetual FIFO
Beberapa manfaat yang Anda dapatkan ketika mencatat secara perpetual FIFO adalah sebagai berikut :
1. Lebih Meminimalkan Kerugian dan Menjaga Kepuasan Konsumen
Seperti yang sudah sub-bab sebelumnya jelaskan bahwa FIFO dapat mencegah produk rusak di gudang akibat kedaluwarsa. Tentunya dengan ini akan membuat Anda dapat meminimalkan cost yang timbul sebagai akibat harus membuang produk yang rusak.
Di samping itu karena FIFO , perusahaan mampu menjual produk yang layak secara konsisten sehingga berdampak positif pada hubungan dengan konsumen. Konsumen akan mendapatkan kesan yang bagus pada perusahaan dan akhirnya mulai timbul kepercayaan.
Kepercayaan itulah yang selanjutnya membuat konsumen yang awalnya hanya pembeli biasa mau menjadi pelanggan setia. Tidak hanya itu mereka juga akan berpotensi mendatangkan konsumen-konsumen baru lewat merekomendasikan produk Anda kepada kenalan-kenalannya.
2. Akurasi Pencatatan Laporan Lebih Terjamin dan Sulit Memanipulasinya
Pada metode perpetual mengharuskan Anda mencatat setiap adanya transaksi masuk dan keluar dalam satu hari. Dengan demikian tingkat ketelitiannya lebih tinggi dalam menghitung keuntungan karena tiap nominal tercatat berasal dari kejadian yang real time.
Di samping itu dengan adanya aturan FIFO akan membuat rekayasa laporan jadi lebih sulit. Alasannya karena setiap transaksi mulai dari produksi sampai penjualan sudah tercatat secara kronologis per harinya.
Dengan kata lain siklus perputaran uang yang terjadi lebih transparan karena menyajikan semua data transaksi dengan lengkap.
Contoh dan Cara Menghitung Perpetual FIFO
Adapun pada sub-bab ini, Anda akan mempelajari mengenai contoh metode FIFO perpetual beserta cara menghitung Harga Pokok Penjualan. Berikut detailnya :
Contoh Jurnal Metode Perpetual FIFO
Dari contoh jurnal transaksi di atas menunjukkan bahwa metode perpetual FIFO melakukan pemisahan antara stok lama dengan baru. Bisa Anda lihat pada tanggal 4 Desember perusahaan masih ada persediaan sebanyak 60 unit yang harga satuannya Rp 30.000,00.
Kemudian saat perusahaan menambah stok 50 unit yang harga satuannya Rp 35.000,00 pada 10 Desember persediaan dicatat secara terpisah. Pemberian warna kuning dan hijau untuk lebih memperjelas bahwa dua persediaan itu berasal dua transaksi yang berbeda.
Selanjutnya saat ada pembelian 60 unit pada 22 Desember, stok untuk memenuhi transaksi itu menggunakan stok 4 Desember terlebih dahulu. Oleh karena itulah pada tanggal 22 itu juga, persediaan yang tersisa berasal stok dari tanggal 10 Desember.
Jadi meskipun nantinya harga antara stok lama dan stok baru sama tapi bila transaksinya di hari berbeda, tetap harus terpisah.
Cara Menghitung HPP Dengan Metode FIFO Perpetual
Formula dasar dalam perhitungan HPP adalah sebagai berikut ;
Harga Pokok Penjualan = Harga Persediaan Barang – Harga Persediaan Akhir
Oleh karena itu untuk mendapatkan HPP, Anda perlu mendefinisikan dulu apa itu harga persediaan barang dan harga persediaan akhir.
Harga Persediaan Barang = Harga Persediaan Awal + Harga Total Stok Barang yang Masuk
Harga Persediaan Akhir = Harga Persediaan Pada Stok yang Tersisa di Akhir Periode
Dengan demikian jika mengacu pada jurnal yang tertera maka berikut nilai dari kedua parameter ini :
Harga Persediaan Barang = Rp 3.000.000,00 + Rp 1.750.000,00 + Rp 1.980.000,00
= Rp 6.730.000,00
Harga Persediaan Akhir = Rp 700.000,00 + Rp 1.980.00,00
= Rp 2.680.000,00
Jadi nilai HPP dari contoh transaksi adalah
Harga Pokok Penjualan = Rp 6.730.000,00 – Rp 2.680.000,00
= Rp 4.050.000,00
Memang masih ada cara pencatatan transaksi selain metode perpetual FIFO seperti LIFO dan average yang akan dibahas tersendiri. Apabila Anda mau mendapatkan bantuan untuk belajar lebih dalam soal ini maka produk omnichannel dari HiToko cocok untuk Anda. Segala fitur canggih dapat Anda akses dengan registrasi gratis.