Mengenal Istilah Bubble Burst Dan Tips Mengantisipasinya
HiToko.co.id – Halo sahabat HiToko! Pernahkah kamu mendengar istilah bubble burst? Istilah tersebut menjadi keyword yang banyak dicari oleh user Google.
Jika istilah tersebut terjadi artinya terdapat permasalahan pada perusahaan tersebut. Bubble atau gelembung ini tercipta karena lonjakan harga aset di samping perilaku pasar yang bersemangat.
Apa Itu Bubble Burst?
Pada dasarnya bubble burst adalah siklus ekonomi yang tanda-tandanya bisa dilihat dari peningkatan nilai pasar secara drastis, khususnya harga aset. Tetapi diikuti penurunan nilai yang cepat atau biasa disebut dengan istilah kontraksi.
Nah, penurunan harga tersebutlah yang disebut dengan ledakan gelembung. Dengan kata lain, ledakan gelembung terjadi ketika inflasi yang cepat, diiringi dengan penurunan nilai yang cepat pula.
Secara umum, lonjakan harga aset tersebut diakibatkan oleh perilaku pasar yang tinggi. Sehingga mengakibatkan aset yang diperdagangkan di kisaran harga melebihi dari nilai intrinsiknya. Fenomena ini dapat terjadi tiap kali harga barang naik terlampau jauh di atas nilai riil dari barang.
Penyebab ledakan gelembung ini memang masih banyak diperdebatkan para ekonom. Bahkan kenaikan nilai aset yang ada di pasar bukan menjadi penyebab utama fenomena ledakan gelembung ini.
Tetapi fenomena ini bisa dilihat dari retrospeksi setelah adanya penurunan harga secara besar-besaran. Sehingga ketika peristiwa sedang marak-maraknya maka sulit dalam melakukan identifikasi penyebab.
Fenomena Bubble Burst Startup Indonesia
Fenomena bubble burst startup di Indonesia pun tampaknya kian terjadi. Hal tersebut ditandai dari banyaknya PHK yang terjadi dalam start up tersebut.
Tetapi para ekonom tidak menyetujui jika penyebabnya adalah bubble burst startup. Tetapi karena gagalnya startup digital dalam bertahan. Dimana kegagalan start up sebanyak 10 persen biasanya terjadi di tahun pertama dan 90 persen lainya terjadi setelah usianya lebih dari lima tahun.
Sebagai contoh start up di Indonesia yang mengalami PHK besar-besaran pada ratusan karyawannya yaitu LinkAja dan Zenius.
LinkAja adalah perusahaan BUMN yang melakukan reorganisasi SDM karena adanya dampak perubahan tujuan perusahaan.
Sementara Zenius melakukan PHK terhadap 200 karyawan. Zenius mengaku langkah tersebut akibat dampak makro ekonomi yang buruk dalam beberapa dekade belakangan.
Meskipun sebenarnya tidak semua startup melakukan PHK pada karyawan karena adanya ledakan gelembung, tetapi mereka memiliki alasan dibalik keputusan tersebut.
Baca juga:
Tips Mengantisipasi Fenomena Ini
Tentu saja banyak para pelaku bisnis khawatir dengan adanya bubble burst ini. Dimana fenomena ini sangat berdampak besar bagi keberlangsungan perusahaan.
Lebih lanjut, bagaimana sih cara untuk mengantisipasi fenomena ini terjadi pada perusahaan? Yuk simak penjelasan berikut ini.
-
Memilih Objek Investasi
Tips pertama untuk melakukan antisipasi terhadap bubble burst ini adalah dengan memilih objek investasi yang sudah familiar dan sesuai kebutuhan. Jangan sampai kamu hanya sekedar mengikuti tren investasi, terlebih jika tidak memahami bagaimana berinvestasi dalam bidang tersebut.
-
Cara Investasi Cerdas dan Aman
Jika kamu baru pernah melakukan investasi maka pelajari terlebih dahulu tips investasi yang cerdas dan aman. Memang dalam investasi, kamu harus berani untuk mengambil risiko.
Tetapi perlu juga untuk mempersiapkan cadangan cukup jika investasi pertama mengalami kegagalan. Masukan investasi ke dalam perencanaan keuangan kamu agar nilainya sudah terlihat dengan jelas.
-
Hindari Membeli Berdasarkan Spekulasi Pasar
Banyak pembeli yang cenderung mengikuti tren saja tanpa berpikir mengenai efek jangka panjang. Hal ini biasa dikenal sebagai pembeli emosional. Jika kamu bukan ahli ekonomi maka wajib menghindari melakukan spekulasi pasar. Sebab akan banyak kejutan yang kamu tidak duga nantinya, dan itu di luar spekulasi yang kamu bangun.
Melakukan investasi memang mengenai keberanian dalam mengambil risiko. Jika kamu melakukannya dengan cerdas dengan mengikuti batas yang aman. Risiko yang akan kamu tanggung masih dapat diminimalisir, bahkan cenderung mendapatkan keuntungan.
-
Orientasi Omzet
Menaruh perhatian lebih kepada pencapaian omzet menjadi salah satu strategi untuk mengantipati terjadinya ledakan gelombang.
Apakah produk market perusahaan sudah pas atau belum. Sehingga nantinya perusahaan dapat melakukan adaptasi dengan cepat untuk menangani hal tersebut. Terlebih jika omzet masih jauh dari tujuan yang diharapkan.
-
Memahami Keinginan Investor
Jika kamu sudah paham betul bagaimana omzet perusahaan kamu, maka selanjutnya kamu juga harus memperhatikan sisi sentiment dari investor.
Dimana investor sudah pasti akan mencari sebuah perusahaan yang bukan hanya bertumbuh saja, tetapi juga bisa menghasilkan keuntungan. Tetapi disisi lain, sebaiknya perusahaan jangan terlalu bergantung pada investor.
Jadi, fenomena bubble burst bisa terjadi pada start up, hal ini terjadi ketika peningkatan nilai pasar secara drastis diikuti penurunan nilai yang cepat. Sehingga perusahaan harus melakukan pengelolaan bisnis dengan baik, salah satunya menggunakan Omnichannel dari HiToko.
OmniChannel adalah satu wadah yang dapat Anda integrasikan dengan berbagai toko online maupun e-commerce. Dengan produk OmniChannel, semua toko Anda di e-commerce akan terintegrasi dalam satu pintu. Agar Anda tidak lagi ribet pindah-pindah platform untuk mengatur produk maupun pesanan, registrasi gratis sekarang juga!